3). Fusi Protoplas
·
Fusi protoplas merupakan suatu proses
alamiah yang terdapat darimulai tanaman tingkat rendah sampai pada tanaman
tingkat tinggi.
·
Fusi protoplas merupakan gabungan
protoplas dengan protoplas lain dari beberapa spesies, kemudian membentuk sel
yang dapat tumbuh menjadi tanaman hibrid.
·
Hibridisasi somatik melalui fusi
protoplasma digunakan untuk menggabungkan sifat lain dua spesies atau genus
yang tidak dapat digabungkan secara seksual ataupun aseksual.
·
Hal ini dapat dilakukan dengan cara
menggabungkan seluruh genom dari spesies yang sama (intra-spesies), atau
antarspesies dari genus yang sama (inter-spesies), atau antargenus dari satu
famili (inter genus).
Protoplas dari dua sel yang mulai bergabung
·
Ketika tanaman dilukai, maka sejumlah sel yang disebut callus akan tumbuh pada tempat yang
dilukai tersebut.
·
Sel-sel callus memiliki kemampuan untuk
berdiferensiasi menjadi tunas dan akar serta keseluruhan tanaman berbunga.
·
Potensi alami sel-sel tersebut yang terprogram menjadi
calon tanaman baru sangat ideal untuk rekayasa genetik. Seperti pada sel-sel
tanaman, sel-selcallus dikelilingi oleh dinding selulosa
yang tebal, yaitu sebuah rintangan yang menghambat
pembentukan DNA baru.
·
Dinding sel tersebut dapat dipecah dengan dinding
selulose sehingga menghasilkan sel tanpa dinding sel yang disebut protoplas.
·
Protoplas ini dapat digabungkan dengan protoplas lain
dari beberapa spesies, kemudian membentuk sel yang dapat tumbuh menjadi tanaman
hibrid.
·
Metode ini disebut fusi protoplas.
·
Tujuan fusi protoplas adalah untuk
mendapatkan suatu hibrida somatic atau sibrida atau mengatasi kelemahan dari
hibrida seksual.
Terdapat
kelemahan dari hibrida seksusal, yaitu:
·
Sukar untuk mendapatkan suatu hibrida
antar spesies dan antar genera.
·
Hibridisasi somatik dapat mengatasi hal
tersebut.
·
Sitoplasma pada perkawinan seksual hanya
berasal dari induk betina saja.
·
Dalam proses pembuahan, ganet jantan hanya
membawa inti saja dengan sedikit sitoplasma sebaliknya pada tetua betina selain
inti juga sitoplasma.
·
Untuk mendapat sitoplasma dari kedua tetua
diadakan fusi antara sitoplasma.
·
Fusi protoplas dapat dimanfaatkan untuk
melakukan persilangan antar spesies atau galur tanaman yang tidak memungkinkan
untuk dilakukan dengan persilangan biasa karena adanya masalah inkompatibilitas
fisik.
Fusi
protoplas membuka kemungkinan untuk:
1.
Menghasilkan hibrid somatik amphidiploid
yang fertil antar spesies yang secara seksual tidak kompatibel
2.
Menghasilkan galur heterozigot dalam satu
spesies tanaman yang secara normal hanya dapat diperbanyak dengan cara
vegetatif, misalnya pada kentang.
3.
Memindahkan sebagian informasi genetik
dari satu spesies ke spesies lain dengan memanfaatkan fenomena yang disebut
penghilangan kromosom (chromosome elimination).
4.
Memindahkan informasi genetik yang ada di
sitoplasma dari satu galur atau spesies ke galur atau spesies lain
Fusi
protoplas dapat menghasilkan dua macam kemungkinan produk:
1.
Hibrid, jika nukleus dari kedua spesies
tersebut betul-betul mengalami fusi (menyatu)
2.
Cybrid (cytoplasmid hybrid ataru
heteroplast), jika hanya sitoplasma yang mengalami fusi sedangkan informasi
genetik dari salah satu induknya hilang.
3.
Teknik ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan dari teknik ini adalah dapat menghasilkan tanaman dengan
sifat tertentu dan dapat dilakukan dengan spesies yang berbeda. Kekurangan dari
teknik ini adalah memerlukan biaya yang mahal serta butuh ketelitan yang lebih.
Skema
fusi protoplas dalam menghasilkan produk
4). Teknik Potongan Daun (Leaf
Fragment Technique)
·
Transfer genetik terjadi secara alami pada tanaman
dalam merespon organisme patogen. Contohnya, suatu luka dapat terinfeksi oleh
bakteri tanah yang disebut Agrobacterium tumefaciens (Agrobacter).
·
Bakteri ini memiliki plasmid yang besar (molekul DNA
double helix yang sirkuler) yang dapat merangsang sel-sel tanaman untuk tumbuh
terus-menerus tanpa terkontrol (tumor).
·
Oleh karena itu, plasmid ini dikenal sebagai Tumor inducing (Ti) plasmid.
·
Sedangkan hasil dari tumor tersebut disebut crown gall.
·
Selama infeksi, bakteri ini mentransfer sebagian kecil
materio genetik yang dimilikinya (T-DNA) ke dalam genom sel tanaman inang.
·
Setelah diinsersi, gen-gen bakteri tersebut diekspresi
oleh sel-sel tanaman yang terinfeksi.
Mekanisme penggabungan gen melalui teknik potongan
daun
·
Plasmid bakteri memberi gagasan bagi para ahli
bioteknologi sebagai sarana transfer DNA.
·
Dalam penggunaannya, peneliti sering menyebut sebagai
teknik potongan daun.
·
Dalam teknik ini daun dipotong kecil-kecil kemudian
ketika potongan daun mulai regenerasi, selanjutnya akan dikultur pada medium
yang mengandung Agrobacter yang telah mengalami modifikasi genetik.
·
Selama proses ini, DNA dan Ti plasmid berintegrasi ke
DNA sel inang dan materi genetik pun telah terkirim.
·
Potongan daun tersebut kemudian diberi hormon untuk merangsang pertumbuhan tunas dan
akar.
·
Kekurangan utama dari proses ini adalah Agrobacter
tidak dapat menginfeksi tanaman monokotil seperti jagung dan gandum.
·
Tanaman dikotil seperti tomat, kentang, apel, juga
kedelai merupakan contoh yang cocok untuk proses ini.
·
Namun penelitian baru-baru ini jelas menunjukkan bahwa T-DNA
dapat digabungkan ke dalam spesies monokotil.
·
Untuk bakteri yang tahan terhadap Agrobacter dilakukan
dengan menggunakan pistol gen, yaitu dengan cara menembakkan logam kecil yang
diselubungi DNA ke embrio sel tumbuhan, di sini inti sel tumbuhan tetap bisa
membidik kloroplas.
·
Kelebihan dari teknik ini adalah dapat menghasilkan
tanaman dengan sifat yang sesuai dengan keinginan.
5).
Teknik Kultur Invitro
·
Kultur invitro merupakan salah satu teknik
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keragaman genetik tanaman, antara lain
dengan keragaman somaklonal (Pedrieri, 2001).
·
Menrut Ahlowalia (1986), perubahan genetik
dapat terjadi selama periode kultur invitro atau karena adanya sel-sel yang
mengalami mutasi.
·
Perbanyakan tanaman dengan kultur invitro
telah banyak diusahakan secara komersial di negara maju seperti Amerika,
Jepang, dan Eropa..pemanfaatan lain teknologi tersebut untuk pengadaan bibit
pada awalnya berdasarkan hasil percobaan Morel tahun 1960 pada anggrek Cymbidium.
Langkah-langkah kultur invitro
·
Dalam waktu yang singkat dari bahan
tanaman yang sangat terbatas dapat dihasilkan bibit dalam jumlah yang banyak
dan memiliki sifat yang sama dengan induknya.
·
Keberhasilan tersebut mendorong
dimanfaatkannya in vitro sebagai teknologi perbanyakan yang banyak memberikan
keunggulan daripada teknologi konvensional.
Walaupun demikian
terdapat beberapa kendala yang sering dihadapi dalam aplikasinya yaitu:
1.
Keberhasilan teknik ini pada tanaman tahunan berkayu
masih rendah sehingga aplikasinya masih terbatas pada jenis tanaman tertentu
saja.
2.
Kapasitas egenerasi menurun bila sering melakukan
pembaharuan
3.
Penurunan integritas genetik pada bibit yang
dihasilkan
4.
Persentase keberhasilan aklimatisasi (terutama pada
tanaman tahunan berkayu) relatif masih rendah
5.
Adanya patogen internal (khususnya pada tanaman
tahunan berkayu) yang sulit dihilangkan
6.
Diperlukan tenaga kerja yang intensif, terdidik, serta
mempunyai keterampilan khusus
7.
Diperlukan modal awal yang cukup tiggi
Pierik dalam.Nurwandani,
Paristiyanti: 2008 menyatakan bahwa perbanyakan melalui kultur invitro dapat dikatakan
berhasil bila memenuhi beberapa kriteria
sebagai berikut:
1.
Tidak merubah sifat genetik poon induk
2.
Seleksi kuat pada bahan tanaman yang akan digunakan
sebagai eksplan agar bebas penyakit
3.
Teknik perbanyakan yang tidak terlalu rumit
4.
Kemampuan regenerasi yang tetap tinggi
5.
Ekonomis
·
Padatanaman semusim (berdinding lunak),masalah
regenerasi umumnya tidak menjadi masalah.
·
Faktor pertunasan yang tinggi dapat tercapai dengan
penggunaan formulasi media tertentu.
Berbeda
degan tanaman tahunan berkayu,banyak faktor yang menghambat proses regenerasi,
antara lain:
1.
Daya meristematis yang rendah
2.
Tingkat oksidasi fenol yang tinggi
3.
Jaringannya sklerenkhima
4.
Kandungan inhibitor organik yang tinggi
5.
Kurangnya faktor perakaran
6.
Kandungan lignin yang tinggi, dan
7.
Gugurnya tunas daun yang lebih dini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar